Jumat, 07 Januari 2011

Cerita Lucu dan Konyol George Bush

Mungkin tak banyak yang menyangka bahwa Donald Rumsfeld mengenakan gigi palsu. Atau Condoleezza Rice yang tanpa sadar buang angin ketika sedang berlangsung rapat serius di Ruang Oval. Semua itu terungkap dalam wawancara yang dilakukan Matt Taibbi, wartawan majalah Rolling Stone, dengan George Walker Bush, beberapa hari sebelum masa jabatannya berakhir.
Dua fakta di atas diceritakan Bush dengan ringan kepada Taibbi, Kepala Koresponden Rolling Stone, di Gedung Putih. Semula, Bush enggan menceritakan buang anginnya Rice. Namun, karena hampir seluruh staf di Gedung Putih mengetahui hal itu, mau tidak mau Bush pun membenarkannya.
“Pada saat itu, kami sedang membicarakan cara untuk mengakhiri pemerintahan tirani di seluruh dunia. Suasana menjadi sedikit memanas,” tutur Bush mengenang. Rice, yang ketika itu baru beberapa hari menjadi Menteri Luar Negeri, mendapat giliran mengemukakan pendapat. Baru satu kalimat, sebuah bunyi mirip gergaji mesin mengikutinya.
Suaranya, masih kata Bush, demikian keras hingga lukisan Rio Grande yang ada di dinding Ruang Oval bergeser beberapa inci. Rice sendiri tidak mengakui hal itu. “Ia malah balik bertanya, bunyi apa barusan ?” kata Bush. Baru setelah setahun, Rice mengakuinya.
Ihwal gigi palsu Donald Rumsfeld pun diungkapkan Bush. Sudah menjadi rahasia umum di Gedung Putih bahwa Rummy, begitu mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat itu disapa, selalu berseberangan dengan Collin Powell. Rummy menunjukkan sikap bermusuhannya lewat kebiasaannya menirukan ucapan Powell. Tidak peduli apakah pada saat itu sedang digelar rapat internal penting.
Kebiasaan Rummy ini membuat Powell berang. Perang mulut di antara mereka pun tak terhindarkan, dan tak ada satu pun yang mau mengalah. Tiap hardikan Powell pasti dibalas dengan nada yang tak kalah tinggi oleh Rummy. Saking berangnya, tanpa disadari, gigi palsu bagian atas Rummy melesat keluar, jatuh ke karpet. Semua peserta rapat tercengang karena tidak menyangka Rummy memakai gigi palsu.
Yang mengambil keuntungan dari kejadian itu adalah Barney, anjing peliharaan Bush. Secepat kilat ia memungut gigi palsu tadi, mengunyahnya, menjadikannya mainan, dan membawanya pergi.
“Sepertinya Barney sudah lama menunggu momen ini,” ujar Bush sambil tertawa. “Hari itu juga menjadi momen paling bersejarah buat Powell,” Bush melanjutkan. Sejak kejadian itu, Powell selalu membawa makanan ringan dari daging.
Namun bukan dua hal itu saja yang muncul dari wawancara Taibbi dengan Bush. Dari Presiden ke-43 Amerika Serikat itu terungkap pula kematian seorang bocah Laos bernama Manny. Ia korban uji coba metode interogasi waterboarding. Manny berada di tempat dan waktu yang salah.
Ketika Wakil Presiden Dick Cheney dan Donald Rumsfeld sedang berdiskusi tentang metode interogasi yang legal, bocah yang dipungut staf Kementerian Luar Negeri setelah ibu dan empat saudarinya tewas menginjak ranjau itu datang untuk mengantar kopi.
Untuk memperlihatkan kehebatan metode interogasi itulah, Manny kemudian dijadikan kelinci percobaan. Ia disuruh telentang di atas meja, matanya ditutup dengan sapu tangan. Cheney lalu mengguyur mulut dan hidungnya dengan air dingin. Manny pun megap-megap. Rumsfeld hendak ikut menambah penderitaan Manny dengan menuangkan kopi panas ke telinga dan mata Manny.
Upaya ini dicegah Cheney. Namun air dingin tetap diguyurkan ke hidungnya. Kurang yakin atas keberhasilan metode itu, Rumsfeld mengeluarkan korek api dari sakunya. Ia lalu menyulut kedua telinga Manny, yang kontan membuat pria muda itu mengerang kesakitan.
Cheney kemudian berkesimpulan, metode itu ilegal, tidak bisa diterima pengadilan. Pendapat Cheney ini mendapat sanggahan keras dari Rumsfeld. Keduanya pun terlibat adu argumentasi sengit. Setelah beberapa lama, keduanya baru sadar bahwa Manny sudah tidak bergerak lagi.
“Ada sedikit muntah keluar dari mulutnya. Matanya tidak berkedip sama sekali,” kata Bush. Tak ada permintaan maaf dari Bush atas peristiwa itu. “Kami harus mencari jongos baru,” katanya.
Diambil dari :
Carry Nadeak, dan Didi Prambadi (Philadelpia)
[Internasional, Gatra Nomor 15 Beredar Kamis, 19 Februari 2009]
Sumber : Netverum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar