Selasa, 14 Desember 2010

Kandungan Gizi Pada Makanan Jajanan



ditulis oleh: Lianneke Gunawan dari berbagai sumber

Akhir-akhir ini beragam isu kesehatan menjadi topik hangat yang dibicarakan berbagai kalangan, termasuk para orangtua. Kasus formalin, boraks, hingga zat pewarna pada makanan membuat kita semua harus lebih hati-hati lagi dalam memilih makanan terutama makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak. Dalam hal ini para orangtua harus melakukan pengawasan lebih ketat terhadap makanan apa saja yang dibeli bebas alias jajanan, tidak terkecuali makanan yang disediakan di kantin sekolah.

Dengan kondisi tersebut, diperlukan komunikasi antara orangtua murid dan guru untuk saling memberikan masukan dan pengawasan pada makanan di kantin sekolah dengan memberikan dan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi bagi murid.

Berikut ini informasi penting yang bisa Anda jadikan bahan diskusi dan beberapa tips mengatasi kebiasaan jajan :

Zat terlarang yang terkandung dalam bahan makanan:
  • Zat pewarna yang dilarang, antara lain auramine, metanil yellow, chrysoidine, rhodamin, burn umber. Zat pewarna yang dimaksud dipergunakan untuk pewarna industri tekstil dan lain-lain.
  • Zat pengawet, seperti nitrofuran, asam benzoate, dan kloroform. Formalin dan boraks juga berada di antara pengawet yang dilarang karena bukan untuk digunakan pada makanan.
  • Zat pemanis, sakharin dan siklamat.
Bahaya yang mengancam:
  • Zat pewarna seperti rhodamin, jika dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan kanker hati beberapa tahun mendatang.
  • Vetsin atau mono sodium glutamate (MSG) yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan kanker. Dalam jangka pendek bisa juga menyebabkan pusing dan mual.
  • Formalin dan boraks bisa membuat gangguan pencernaan, muntah-muntah, hingga depresi system saraf.
  • Pencemaran timbal (Pb) pada makanan yang dijajakan di pinggir jalan tidak bisa diremehkan karena bisa mengakibatkan infertilitas, kelumpuhan, mual, dan muntah-muntah, sakit kepala, hingga kesulitan berpikir.
  • Selain timbale, makanan jajanan yang tidak higienis sangat mungkin tercemar bakteri E.coli. Bakteri ini menyebabkan sakit perut, diare dan gangguan pencernaan lainnya.
Tips menghindari jajanan:
  • Biasakan makan pagi. Hal ini efektif untuk mengurangi nafsu jajan pada anak dan remaja.
  • Membawa bekal. Dengan membawa bekal, selain kebersihan terjaga, nutrisi juga dijamin seimbang.
  • Sediakan kudapan/camilan sehat di rumah, bisa berupa buah, kue rendah kalori atau yoghurt.
  • Variasi makanan di rumah. Menu yang berganti-ganti membuat kita tidak cepat bosan dan mencari pilihan lain di luar rumah, yang belum tentu memenuhi syarat gizi. Ini bisa diterapkan juga di kantin-kantin sekolah dengan menyediakan makanan yang sehat yang variatif dan bergizi, sehingga murid tidak membeli jajanan di luar sekolah.
  • Jangan biasakan mengganti makanan dengan jajanan.
  • Jangan terlalu sering makan di restoran fast food. Makanan yang ditawarkan umumnya mengandung garam yang tinggi dan penyedap rasa berlebih. Kandungan kalorinya juga lebih besar disbanding kandungan nutrisinya. Protein, mineral dan vitaminnya pun sangat rendah.
Dengan mengetahui dampak baik dan buruk dari makanan jajanan, paling tidak kita bisa meminimalisir hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar