Selasa, 14 Desember 2010

Pengendalian Emosi Kunci Kebahagian Dan Kesuksesan

Disuatu Amerika ada seorang ayah yang bekerja keras hingga suatu saat dia telah sukses. Sebuah impian yang ingin dia miliki adalah mempunyai sebuah mobil mewah dan dia membeli mobil mewah.
Dia pulang dengan membawa mobil mewah impiannya itu.
Pada saat dirumah anaknya yang masih kecil senang banget liat ayahnya pulang dengan mobil mewah dan tidak menyadari memukul2in mobilnya itu dengan sebuah palu hingga mobil tersebut pesok2.
Ayahnya melihat itu langsung berlari kearah anaknya dan memukuli kedua tangan anak itu dengan palu, namun ayahnya tidak berhenti memukul walaupun anaknya merintih kesakitan.
Kemudian setelah tenang ayahnya membawa anaknya kerumah sakit untuk mengobati tangannya itu.
Dirumah sakit dokter telah berusaha namun tidak dapat menyelamatkan jari2 tangan anak itu yang sudah hancur sehingga harus diamputasi.
Setelah proses amputasi dan anak tersebut sadar dan melihat kedua tangannya yang dibalut dengan perban berbicara dengan ayahnya "Ayah, saya minta maaf atas rusaknya mobil ayah" sesaat kemudian bertanya lagi dia dengan polosnya "Ayah, kapan jari-jariku tumbuh lagi?".
Mendengar hal itu ayahnya menjadi sedih hingga timbul penyesalan dan setelah pulang sang ayah bunuh diri.
Disini kita belajar apakah emosi harus dikendalikan atau kita keluarkan sepontan saja.
Kehidupan bukanlah sesuatu yang dapat diulang seperti nonton Film.
Jangan sampai emosi itu membuat diri kita sendiri rugi ataupun orang lain.


QUOTE
Emosi itu apa sih?

Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pemikiran, perasaan, nafsu, atau setiap keadaan mental (psikologis) yang hebat atau meluap-luap. Bentuk emosi ini bermacam-macam, sulit untuk didefinisikan karena terkadang emosi itu bercampur aduk menjadi satu. Berbagai macam emosi tersebut bisa dikategorikan menjadi amarah, kesedihan, rasa takut, cinta, terkejut, jengkel, malu, dan sebagainya.

Pengendalian emosi ini bisa dilakukan dan dilatih dengan:

1. Belajar mengenali emosi dan menghindari penafsiran yang berlebihan terhadap situasi yang dapat menimbulkan respons emosional. Untuk dapat menafsirkan yang obyektif, coba minta beberapa pendapat dari orang-orang tentang sesuatu atau situasi tertentu. Misalnya kita merasa teman dekat menyakiti hati kita, kita bisa menanyakan kepada teman lain apakah benar omongan teman dekat kita itu menyakitkan atau mungkin itu hanya perasaan kita yang lagi kacau.

Penting belajar memberikan respons terhadap situasi tersebut dengan pikiran maupun emosi yang tidak berlebihan, proporsional sesuai dengan situasinya, serta dengan cara yang dapat diterima lingkungan sosial.

2. Belajar mengenal, menerima, dan mengekspresikan emosi positif (senang, bahagia, sayang) dan negatif (khawatir, sebal, sedih, marah).

3. Belajar menunda pemuasan kebutuhan.



Seorang sahabat pernah bertanya, apa yang membedakan orang yang bijak dengan orang biasa. Sekilas saya mencoba merenung, mungkin jawabannya adalah pengetahuan, tetapi sahabat itu mengatakan itu benar tapi bukan faktor utama. Lalu saya menjawab lagi, kemampuan untuk memecahkan dan melihat masalah, waktu itu, dan sahabat saya menerangkan kembali, hampir mendekati faktor kunci utama, lalu saya menyerah dan meminta sahabat itu menjelaskan apa perbedaan orang bijak dan orang biasa. Sahabat itu kemudian menerangkan satu jawaban yang tidak terduga dan ternyata sangat mudah. Jawabannya adalah Emosi.Kenapa Emosi? Ya, orang yang bijaksana adalah orang yang bisa mengontrol emosi dengan tepat. Tidak selalu orang bijaksana memiliki pengetahuan yang lebih, tetapi dengan kemampuan emosi untuk mendengarkan dengan seksama, dia bisa mendapat jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan kepadanya, dan sahabat saya pun menambahkan kunci dari kesuksesan atau pun kegagalan adalah emosi. Begitulah pendapat sahabat ketika terjadi diskusi singkat saat istirahat di kantor.
Saya sempat berfikir dan termenung, memikirkan diskusi singkat tersebut. mencoba merenung semua dan terdapat kesimpulan bahwa seluruh aspek dalam hidup ini berhubungan dengan emosi, baik ketika kita lagi senang, sedih, gembira, atau pun marah. Disemua sisi ini emosi manusia sangat menunjang. Sudah otomatis perilaku manusia dihasilkan oleh kekuatan emosional. Seringkali pertentangan antar pribadi dihasilkan karena penonjolan emosi. Pertemuan antar pribadi seringkali disebabkan emosi seperti belaskasih, sayang, perasaan tertarik. Jadi, jika kita bisa menguasai emosi, 50% kesuksesan hidup sudah kita raih, percaya atau tidak coba deh buktikan sendiri.
Mempertimbangkan beberapa hal yang saya tulis pada paragraph di atas tersebut maka sangatlah penting bagi kita untuk merespons emosi secara tepat. Dengan kata lain, cara seseorang mengatasi masalah secara emosional akan dapat memperkaya wawasan kehidupannya, namun dapat juga menyusahkan hidupnya sendiri. Nah, orang yang berhasil atau sukses dapat merespon emosi dengan tepat, dan akan membuahkan sesuatu reaksi yang memang diinginkannya.
Menelusur wikipedia mencari arti Emosi yaitu adaptasi evolusi, karena meningkatkan kemampuan organisme untuk mengalami dan mengevaluasi lingkungannya dan kemudian menambah kemungkinan hidup dan bereproduksi, dengan mempersiapkan rencana sederhana untuk berbagai tingkah yang diperlukan, seperti mendekati atau menjauhi objek yang (tidak) bisa dicerna, bersaing bersama organisme lain atau lari jika organisme itu terlalu kuat (kemarahan vs. ketakutan), dan membentuk atau kehilangan ikatan kooperatif berdasarkan pada altruisme berbalasan (kebanggaan vs kesedihan) dengan organisme lain.
Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Prancis, C)motion, dari C)mouvoir, ‘kegembiraan’ dari bahasa Latin emovere, dari e-(varian eks-) “luar” dan movere “bergerak”. “Motivasi” juga diturunkan dari movere.
Apa sih gunanya emosi? Emosi sebenarnya merupakan sinyal komunikasi yang berasal dari pikiran bawah sadar. Setiap emosi mempunyai makna dan tujuan yang sangat spesifik yang sangat bermanfaat bagi diri kita. Namun sayang, tidak banyak orang yang tahu, mau repot-repot untuk mencari tahu, atau benar-benar mengerti makna yang terkandung dalam setiap emosi.
Yang terjadi, saat ini coba deh lihat di jalan raya, di kantor, di keluarga, setiap orang tidak dapat mengkontrol emosinya. Orang yang tidak bisa mengkontrol emosi akan mudah “gelap mata”, dan berfikir irasional, karena secara langsung Emosi bisa mempengaruhi logika, bahkan di sebagaian orang, mugkin terutama wanita dalam bertindak mereka lebih mengutamakan emosi.
Jadi, saat kita ingin sukses, kita pasti tidak akan luput dalam berinteraksi dengan sesama orang untuk mencapai tujuan kita. Nah, dalam berinteraksi ini kita harus bisa mengontrol atau menempatkan emosi yang tapat yang dalam berinteraksi, misal ketika kita berbicara dengan orang yang tersenyum, kita harus ikut tersenyum sebagai reaksi yang tepat, dan kita akan mendapat hasil yang baik, kita akan mendapat hasil yang berlawanan ketika seseorang tersenyum dan kita memberi reaksi marah, yang terjadi komunikasi kita dengan orang tersebut akan terjadi salah arah, atau tidak akan terjadi komunikasi yang baik.
Sebenarnya ada banyak kata yang mewakili emosi. Misalnya sedih, stres, putus asa, kecewa, marah, senang, bahagia, frustrasi, gembira, gelisah, depresi, terluka, iri/dengki, kesepian, rasa bosan, takut, jengkel, khawatir, cemas, rasa bersalah, tersinggung, dendam, sakit hati, rasa tidak mampu, benci, perasaan tidak nyaman, bahagia, tersanjung, cinta, dll, dalam berinteraksi kita harus bisa menemukan lawan yang tepat dari emosi lawan bicara kita untuk mendapat komunikasi yang baik.
Sebenarnya sederhana, dan tidak perlu biaya mahal, kita hanya perlu tenang, berfikiran positif, fokus, selalu mengamalkan ajaran agama. Hal tersebut bisa membuat kita mengontrol Emosi. Jika semua orang bisa mengontrol emosi, hidup ini akan nyaman dan indah, serta tujuan kita akan mudah tercapai, dengan ini saya mengajak teman-teman untuk bisa mengontrol emosi dengan terus berfikir positif, tenang, dan tawakal. Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat bagi rekan semuanya.
“Pengendalian Emosi Kunci Kebahagian Dan Kesuksesan.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar