Surfing the Internet is visiting…betul. Tapi yang jauh lebih penting untuk disadari adalah it is also inviting ! Mengundang?
Ya, mengundang kode-kode (aplikasi, gambar, dokumen dan berbagai jenis piranti lunak lainnya) masuk dan menjalankan perintah “baik” maupun perintah untuk menyerang komputer yang mengunjungi sebuah situs.
Situs “baik” milik perusahaan ternama, organisasi sosial atau keagamaan, harian umum terkemuka ataupun milik pemerintah tidak mungkin berisi kode-kode jahat tersebut.
Salah! Karena pada kenyataannya belum tentu demikian. mari kita simak laporan mengenai situs-situs sekolah dan pemerintah di A.S. dijadikan sarang gambar porno dan spyware berikut ini:
Para spammer (pengirim email sampah) menggunakan beberapa situs milik pemerintah Amerika Serikat sebagai tempat penyimpanan gambar porno, link ke situs-situs obat terlarang bahkan meminta pengunjung situs tersebut untuk menginstall codec guna melihat gambar-gambar porno.
Codec tersebut jika dipasang akan memasang spyware pada komputer korban. Berbagai masalah tersebut dilaporkan oleh Brian Krebs pada blog miliknya Security Fix di Washington Post.
Situs-situs yang berhasil diserang juga merupakan situs-situs pemerintah yang cukup sensitif, seperti State of Louisiana and the Virgin Islands Housing Finance Authority dan Lawrence Livermore National Labs yang bertugas mengawasi faktor keselamatan dari persenjataan nuklir milik A.S.
Tetaplah waspada saat anda mengunjungi situs-situs manapun. Jangan mendownload dokumen dan membukanya jika tidak benar-benar dibutuhkan.
Gunakan browser yang memberikan kontrol keamanan yang cukup baik kepada pengguna seperti Firefox yang dipasangi add-ons (aplikasi tambahan yg “menempel” aplikasi lainnya) No-Scripts.
Selain No-Scripts, add-ons keamanan pada browser Firefox lainnya yang amat disarankan untuk digunakan adalah Firekeeper yang secara otomatis melakukan analisa serangan sebelum sebuah situs ditampilkan.
2. Mitos: Anak saya aman main Internet di rumah atau di warnet
Jangan naif…di dunia digital, semua serigala berbulu domba!
Banyak kasus membuktikan bahwa dunia maya (Internet) memiliki risiko nyata.
Pernah baca berita-berita berikut ini?
- Seorang pemuda di korea Selatan mati terkena serangan jantung karena main game (online) non-stop selama 50 jam?
- Seorang pemain game online membunuh kawannya karena menjual pedang (virtual) miliknya di Internet
- Seorang bocah 13 tahun tewas setelah meniru adegan di game World of Warcraft
Seorang gamer Indonesia (mata pencahariannya sebagai pemain game) menceritakan, beberapa bulan lalu seorang gamer yang akan membunuh lawan online-nya dengan mendatangani warnet tempat nongkrong lawannya tersebut malah terbunuh (sungguhan) karena si lawan online-nya ternyata tidak hanya jago berkelahi didunia maya.
Anak-anak remaja termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi karena mudah diperdaya dan kebanyakan belum mampu mengendalikan diri. Walau demikian, banyak orang tua tetap berkata, “Anak saya tidak akan seperti itu.” Kalimat yang sama dikeluarkan oleh 95% orang tua sebelum sadar bahwa yang anaknya telah terjerat narkoba.
Di luar negri banyak sekali kasus-kasus dimana para remaja dan anak-anak dibujuk untuk kabur dari rumah, bertemu dengan kawan online-nya yang ternyata “serigala berbulu domba”, bahkan ada yang dibujuk untuk bunuh diri dan berhasil.
Chris Hansen, Detaline correspondent, memiliki program/kegiatan bernama To Catch The Predator. Didunia maya dia menyamar sebagai anak-anak atau remaja, menjebak dan membuka selubung domba para serigala online pemangsa anak-anak.
Luangkan waktu baca To Catch The Predator dan sadarilah berbagai macam risiko nyata dunia maya. Dunia maya tidak bisa dihindari, cepat atau lambat anak-anak kita akan bersentuhan dengan Internet, baik dirumah sendiri, rumah teman/saudara, sekolah, warnet dan tempat-tempat lain.
Yang diperlukan adalah orang tua dan guru memahani dan memberikan pemahaman kepada anak-anak kita, masa depan bangsa, bahwa didunia digital (Internet dan handphone) semua serigala (dengan mudah) berbulu domba.
3. Mitos: “Komputer saya tidak akan terinfeksi malware jika saya tidak membuka attachment.”
Pesan dalam email modern terdiri dari bukan hanya pesan berupa teks dan attachment melainkan seringkali dibuat dalam bentuk HTML supaya lebih indah. Hal tersebut menjadikan email sebagai sebuah halaman web, lengkap dengan grafik, gambar, link dan script.
Objek-objek tersebut membawa risiko sendiri-sendiri:
Gambar, misal yang berformat .jpg atau .jpeg, yang ditampilkan secara otomatis dalam email berformat HTML, bisa berisikan kode-kode untuk menyerang komputer yang membukanya.
Meng-klik link yang berada dalam email akan membawa anda ke phising site atau mencoba men-download malware atau script (kode) yang dapat menghancurkan integritas komputer.
Apa yang harus dilakukan:
- Rubah konfigurasi email client untuk membuka email dalam format plain Text.
- Gunakan anti-virus dan pastikan pustaka virus termutakhirkan.
- Pastikan security update (patch) terkini dari email client sudah terpasang.
Ingat: “Surfing is inviting, not only visiting!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar